Wednesday 19 October 2016

Peran Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah



Peran Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah

 
a. Pengertian bahasa
Bahasa dapat kita cirikan sebagai serangkaian bunyi. Sebenarnya kita dapat berkomunikasi dengan mempergunakan alat lain, umpamanya saja dengan menggunakan bahas isyarat, namun manusia mempergunakan bunyi sebagai alat komunikasi  yang paling utama. Komunikasi mempergunakan bunyi ini dikatakan juga sebagai komunikasi verbal.

Bahasa merupakan lambang  dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata malambangkan suatu objek tertentu. Umpamanya perkataan gunung sebenarnya merupakan lambang yang kita berikan kepada kedua objek tersebut. Bila objek tersebut kita lambangkan dengan bunyi “gunung” sedangkan bagi bahasa lain dilambangkan dengan mountain dalam bahasa inggris atau jaba dalam bahasa arab. Menurut Haliday sebagaimana yang dikutip oleh Thaimah bahwa fungsi bahasa adalah sebagai berikut:
1)    Fungsi instrumental: peggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum dan sebagainya.
2)    Fungsi regulatoris: penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku.
3)    Fungsi interaksional: penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan pemikiran antara seseorang dan oraang lain.
4)    Fungsi personal: seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pikiran.
5)    Fungsi heuristik: penggunaan bahasa untuk mencapai mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya.
6)    Fungsi imajinatif: penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan realita (dunia nyata).
7)    Fungsi representasional: penggunaan bahasa unuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikannya pada orang lain
Manusia mengumpulkan lambang-lambang ini dan menyusun apa yang kita kenal sebagai perbendaharaan kata-kata. Perbendaharaan ini pada hakikatnya merupakan akumulasi pengalaman dan pemikiran mereka. Artinya dengan perbendaharaan kata-kata yang mereka punyai maka manusia dapat mengkomunikasikan segenap pengalaman dan pemikiran mereka. Inilah yang menyebabkan bahasa terus berkembang yakni karena disebabkan pengalaman dan pikiran manusia yang juga berkembang. Adanya lambang-lambang ini memungkinkan manusia dapat berpikir dan belajar dengan lebih baik.

Adanya bahasa ini memungkinkan kita untuk memikirkan sesuatu dalam benak kepala kita, meskipun objek yang sedang kita pikirkan tersebut tidak berada didekat kita. Manusia dengan kemampuan berbahasa memungkinkan untuk memikirkan sesuatu masalah terus-menerus. Lain pulanya dengan binatang, karena mereka tidak mempunyai bahasa seperti apa yang kita punya, maka mereka baru bisa berpikir jika objek itu berada di depan matanya. Perbedaan pindidikan antara manusia dengan binatang terutama terletak pada tujuanya: manusia belajar agar berbudaya sedangkan binatang belajar untuk mempertahankan jenisnya.

Dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Namun bukan itu saja, dengan bahasa kitapun dapat mengekspresikan suka dan perasaan kita. Dengan adanya bahasa maka manusia hidup dalam dunia yakni dunia pengalaman yang nyata dan dunia simbolik yang dinyatakan dengan bahasa. Disamping pengetahuan manusia mencoba memberi arti kepada semua gejala fisik yang dialaminya. Seni merupakan kegiatan ekstetik yang banyak mempergunakan aspek emotif dari bahasa baik itu seni suara maupun seni sastra dalam hal ini bahasa bukan saja dipergunakan untuk mengemukakan perasaan itu sendiri melainkan juga merupakan ramuan untuk menjenakan pengalaman yang ekspresif tadi.

Komunikasi ilmiah mensyaratkan bentuk komunikasi yang sangat lain dengan kominikasi ekstetik. Komunikasi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan. Agar komunikasi ilmiah ini berjalan dengan baik maka bahasa yang dipergunakan harus terbebas dari unsur-unsur emotif. Kominikasi ilmiah harus bersikap repoduktif artinya bila sipengirim informasi x yang diterima harus merupakan reproduksi yang benar-benar sama dari informasi x yang dikirimkan. Oleh sebab itu maka proses komunikasi ilmiah harus bersikap jelas dan obyektif yakni terbebas dari unsur-unsur emotif. Hal ini harus kita lakukan untuk mencegah si penerima komunikasi memberi makna lain yang berbeda dengan makna yang kita maksudkan.

Karya ilmiah pada dasarnya merupakan kumpulan pernyataan yang mengemukakan informasi tentang pengetahuan maupun jalan pemikiran dalam mendapatkan pengetahuan tersebut. Untuk mampu mengkomunikasikan suatu pernyataan dengan jelas maka seseorang harus menguasai kata bahasa yang baik. Pengetahuan tata bahasa dengan baik merupakan syarat mutlak bagi komunikasi ilmiah yang benar. Karya ilmiah juga mempunyai gaya penulisan yang pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencoba menghindari kecenderungan yang bersifat emosional bagi kegiatan seni namun merupakan kerugian bagi kegiatan ilmiah oleh sebab itu gaya penulisan ilmiah, dimana tercakup didalamnya pengguanaan tata bahasa dan penggunaan kata-kata, harus diusahakan sedemikian mungkin untuk menggunakan unsur-unsur emotif ini seminimal mungkin.

a.    Ciri – Ciri Bahasa Ilmiah
Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif atau intersubjektif, dan antiseptik.
1)    Informatif berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalahpahaman.
2)    Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
3)    Menurut Kemeny, antiseptik berarti bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.

Slamet Iman Santoso mengimbuhkan bahwa bahasa ilmiah itu bersifat deskriptif (descriptive language). Artinya, bahasa ilmiah menjelaskan fakta dan pemikiran; dan pernyataan-pernyataan dalam bahasa ilmiah bisa diuji benar-salahnya. Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen menambahkan ciri intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para pemakainya.

c.  Beberapa Kekurangan Bahasa sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah
Sebagai sarana komunikasi ilmiah maka bahasa mempunyai beberapa kekurangan. Kekurangan ini pada hakikatnya terletak pada peranan bahasa itu sendiri yang bersifat multifungsi yakni sebagai sarana komunikasi emotif, afektif dan simbolik. Kekurangan yang kedua terletak pada arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata-kata yang mengandung bahasa. Dipihak lain usaha untuk menyampaikan arti sejelas dan se eksak mungkin dalam suatu proses komunikasi mungkin akan munyebabkan proses penyampain informasi itu malah tidak komunikatif lagi disebabkan bahasa yang bertele-tele dan membosankan.

Mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari misalkan “cinta”.kata cinta ini sering dipakai dalam lingkup yang sangat luas umpamanya dalam hubungan antara ibu dan anak, ayah dan anak, kakek dan nenek, perasaan kepada tanah air dan ikatan pada rasa kemanusiaan yang besar. Disamping itu bahasa mempunyai beberapa kata yangn memberi arti yang sama, umpamanya pengertian tentang “usaha kerja sama yang terkoordinasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu” disebutkan sebagai administrasi, manajemen, pengelolaan dan tatalaksana. Sifat majemuk dari bahasa ini sering menimbulkan apa yang dinamakan kekacauan simatik, dimana dua orang yang berkomunikasi mempergunakan sebuah kata yang sama namun untuk pengertian yang berbeda.

Kelemahan yang ketiga bahasa sering bersifat berputar-putar dalam mempergunakan kata-kata terutama dalam memberikan definisi. Contoh lain yang sering kita temukan adalah perkataan “data” yang diartikan sebagai “bahan yang diolah menjadi informasi”; sedangkan “informasi” diartikan “keterangan yang didapat dari data”. Hal ini sebenarnya taka da salahnya selama kata-kata yang dipergunakan itu sudah mempunyai pengertian yang jelas dan bukan bersifat berputar-putar. Masalah bahasa ini menjadi bahan pemikiran yang sungguh-sungguh genstin, disebabkan karena “kebanyakan dari pernyataan dan pertanyaan ahli filsafat timbul dari kegagalan mereka untuk menguasai logika bahasa.

Bagikan

Jangan lewatkan

Peran Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.